
Foto oleh Andrea Piacquadio: pexels.com
Pendahuluan
Tidur adalah kebutuhan alami setiap manusia, tetapi waktu tidur yang salah justru bisa membawa dampak buruk. Salah satu kebiasaan yang sering diperdebatkan adalah tidur sehabis Ashar. Banyak orang merasa kantuk pada sore hari, terutama setelah aktivitas panjang sejak pagi.
Namun dalam ajaran Islam, ada larangan tidur setelah Ashar. Dari sisi medis pun, tidur sore terbukti bisa mengganggu ritme biologis tubuh. Artikel ini akan mengulas larangan tidur setelah Ashar dari sisi agama dan medis, serta memberikan hikmah yang bisa kita ambil untuk kehidupan sehari-hari.
Perspektif Agama: Mengapa Tidur Setelah Ashar Tidak Dianjurkan
Dalam tradisi Islam, waktu setelah Ashar hingga menjelang Maghrib adalah waktu yang dianjurkan untuk berzikir, berdoa, dan memperbanyak amal shalih.
Beberapa ulama menyebutkan bahwa tidur pada waktu ini dapat menyebabkan rasa malas, bingung setelah bangun, bahkan bisa membawa pengaruh buruk terhadap kesehatan tubuh. Meski hadits tentang larangan tidur sore tidak semuanya berstatus shahih, banyak ulama sepakat bahwa nasihat ini tetap relevan.
Imam Ibnul Qayyim dalam kitab Zaadul Ma’ad menyebutkan bahwa tidur di sore hari dapat menimbulkan gangguan kesehatan, salah satunya pusing setelah bangun. Oleh karena itu, Islam lebih mendorong umatnya untuk memanfaatkan waktu sore dengan aktivitas positif, seperti membaca Al-Qur’an, berzikir, atau melakukan kegiatan bermanfaat lain.
Selain itu, tidur setelah Ashar juga berpotensi membuat seseorang melewatkan momentum ibadah sore yang sangat dianjurkan. Nabi Muhammad SAW mengajarkan bahwa waktu antara Ashar hingga Maghrib adalah waktu yang penuh doa dan zikir, sehingga lebih baik dimanfaatkan untuk memperkuat spiritualitas.
Perspektif Medis: Dampak Tidur di Waktu Sore
Dari sisi medis, tidur setelah Ashar bisa berdampak pada sirkadian ritme tubuh, yaitu jam biologis yang mengatur kapan kita seharusnya aktif dan kapan kita istirahat. Tidur di sore hari, terutama setelah Ashar, dapat menyebabkan:
Insomnia di malam hari → karena tubuh sudah mendapatkan “istirahat” di sore hari, malamnya justru sulit tidur.
Kualitas tidur menurun → tidur sore sering tidak nyenyak, sehingga tubuh tetap lelah meskipun sudah tidur.
Sakit kepala atau pusing → bangun tidur sore kerap disertai fenomena sleep inertia, yaitu rasa berat di kepala.
Gangguan metabolisme → pola tidur sore terlalu lama bisa memengaruhi metabolisme, meningkatkan risiko gangguan gula darah.
Penelitian juga menunjukkan bahwa tidur sore terlalu lama dapat memengaruhi hormon melatonin yang berfungsi mengatur pola tidur alami manusia. Akibatnya, tubuh menjadi sulit tidur di malam hari dan rentan mengalami gangguan kesehatan jangka panjang.
Ilustrasi Nyata: Tidur Sore dan Kebingungan
Banyak orang yang pernah mengalami perasaan bingung setelah bangun tidur sore. Penulis sendiri mengalaminya pada masa kecil, ketika tertidur setelah Ashar pada hari Sabtu. Saat bangun, suasana di luar sudah makin gelap, membuat bingung apakah itu Maghrib atau Subuh.
Perasaan tidak nyaman, lesu, dan pusing langsung terasa. Hal ini menunjukkan bahwa tidur sore memang bisa mengacaukan persepsi waktu dan membuat tubuh tidak segar.
Hikmah yang Bisa Dipetik
Larangan tidur sehabis Ashar sejalan antara agama dan medis. Dari sisi agama, umat Islam diajak untuk memanfaatkan waktu sore dengan berzikir, membaca Al-Qur’an, atau berkegiatan positif. Dari sisi medis, larangan ini terbukti melindungi manusia dari gangguan tidur, pusing, dan kesehatan metabolisme.
Sebagai gantinya, jika merasa lelah, Islam memperbolehkan tidur siang sebelum Ashar (qailulah). Penelitian modern pun mendukung hal ini, karena power nap di siang hari terbukti dapat meningkatkan fokus dan produktivitas tanpa mengganggu tidur malam. Selain menjaga pola tidur, manfaat jalan kaki bagi kesehatan tubuh dan mental juga sangat penting untuk menjaga kebugaran sehari-hari.
Kesimpulan
Tidur setelah Ashar bukanlah kebiasaan yang sehat, baik dari perspektif agama maupun medis. Islam mendorong umatnya untuk menghidupkan sore dengan ibadah, sementara ilmu kesehatan modern menunjukkan risiko gangguan tidur, metabolisme, dan sakit kepala jika tidur di waktu ini. Sesekali tertidur mungkin tidak masalah, tetapi menjadikannya kebiasaan jelas merugikan.Dengan menghindari tidur setelah Ashar, kita bisa menjaga kesehatan tubuh sekaligus menghidupkan nilai-nilai spiritual. Islam memang agama yang selaras dengan fitrah manusia, termasuk dalam menjaga keseimbangan aktivitas dan istirahat.
